Kenapa Earphone Kabel?
Dari YouTube: Dankpods
Aku waktu nonton ini khususnya saat di sini baru sadar (lagi) kalau Bluetooth Earphone atau kata orang-orang True Wireless Stereo (TWS) engga sesuperior itu, aku ingin membagi pengalamanku menggunakan earphone kabel dan juga bluetooth dan kenapa aku akhirnya memilih untuk menggunakan earphone kabel, dan mungkin Kamu juga harus!
Perjalanan pakai TWS
![]() |
![]() |
![]() |
|---|
Aku udah pakai TWS kira-kira waktu lagi belum jaman-jamannya TWS murah, kira-kira tahun 2019… Kayanya udah mulai masuk sih merek-merek lain tapi aku beli Redmi Airdots dari Ali Express dengan harga 23.75 USD yang bahkan belum ada di Indonesia waktu itu dan beberapa bulan setelah aku beli Airdots baru lah rilis di Indonesia bahkan saking lakunya banyak Airdots KW yang beredar di e-commerce, tapi itu maksudnya, aku sudah lama pakai TWS dan aku suka banget dengan Airdots, bisa dibilang my go to buat dengerin apapun. Dari nonton YouTube, anime, film, dan musik, sampai telepon Airdots udah jadi senjata utama. Udah jatuh berkali-kali dan ternyata tetap aman, kecucipun tidak masalah, ilegalnya sih sampai sering dipake sambil naik motor.

Di 2020 aku dibelikan Baseus Encok W3 saat ulang tahun, entah kenapa namanya harus “encok”, kadang suka ketawa dengernnya, mungkin bagi kamu yang tau, bisa interaksi langsung via kontak. Aku suka banget dengan Encok ini, earbuds-nya engga pake karet jadi bisa denger sekitar, terus kontrolnya disentuh yang sebenarnya kadang engga sengaja kesentuh, dan ada wireless chargernya dengan kisaran harga 300 ribuan.
Dengan semua kesenangan itu, pastinya ada kepedihan yang membuat seseorang dari fans berat pengguna TWS, terasa menjadi pengguna paling apes.
Pengalaman Buruk TWS
Part 1: Konektivitas
Untungnya aku memakai satu hape dan memiliki headphone kabel, jadi aku mengkhususkan TWS-ku dipakai dengan hape saja, membuat pengalaman koneksinya bagus saat dilepas dari case, namun tidak bertahan lama sampai aku nonton film, kadang sebelah tidak menyala, jadi aku harus masukan ke case lalu pakai lagi, engga cuman sekali, bahkan bisa sampai tiga kali. Bahkan ada saat earbud sebelah kiri udah kacau, harus pair ulang biar bisa terkoneksi dua-duanya. Belum lagi kalau dimasukkan ke case kadang engga nge-charge, kepikiran tuh misal lagi di pesawat atau kereta dan mau denger lagu atau bahkan meeting dan earbuds nya engga nyala,
Temen waktu itu cuman punya Airpods aja, tapi dia main League of Legends, tau kan kalau League of Legends mainnya engga cuman 15 menitan doang? Selalu, setiap main League of Legends Airpodsnya disconnect di tengah-tengah, dan terpaksa pake microphone laptop yang suaranya mantul (bukan mantap betul). Belum lagi kalau memang masalahnya kita engga bisa kontrol, contohnya liat screenshot ini:

Foto: www.instagram.com/gideontulus/
Jadi videonya ngebahas kalau Airpods nya engga bisa terhubung walau udah di reset dan dengan cara apapun. Waktu aku nonton videonya Gideon Tulus kok kepikiran:
“mau pake Airpods kok ribet ya? mention iOS terbaru, bluetooth nyala tapi engga bisa konek, lepas pasang earbuds-nya, di bersihin dulu kontak ke baterainya, di-reset dulu, apakah jadi e-waste akhirnya?
spoiler sih katanya bisa diperbaiki ya, dan kebetulan aku bakal masuk ke part selanjutnya.
Part 2: E-Waste
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|---|
Aku punya Redmi Airdots yang umurnya cuman sampai kira-kira 1 tahunan, dan aku punya Baseus Encok W3 hanya sampai kurang dari satu tahun, tapi aku punya headphone JBL T500 dibeli kira-kira 2017 dan sampai sekarang masih bagus, bahkan lebih bagus karena karakter speaker yang analog di mana makin lama dipakai kadang makin bagus suaranya. Sempat kabelnya rusak di tahun 2022, tapi aku perbaiki dengan rewiring pake solder, dan sampai sekarang masih dipakai. Belum lagi kalau dibandingin aku beli Redmi Airdots 322rban dan Baseus Encok W3 300rban sedangkan JBL T500 hanya 250rb bisa tahan sampai hari ini, pastinya lebih worth it JBL T500. Kamu bisa bayangkan ya, dari sisi waste pasti lebih waste TWS, belum lagi baterainya kamu diamkan bisa jadi bom waktu, sedangkan earphone kabel kamu engga pake bertahun-tahun pasti masih aman, dari sisi murah tentu lebih murah earphone kabel, JBLku saja kalau dihitung-hitung 250rb ÷ 8 tahun = 31rb per tahun.
Keputusan Terakhir
Dari semua pengalaman aku dan orang lain rasakan, akhirnya aku memilih untuk memakai earphone kabel daripada investasi ke wireless, namun aku juga tidak mau hipokrit, karena aku juga pakai intercom murah di helm motorku dan rasanya nikmat juga tanpa harus memakai kabel. Aku engga anti-wireless audio bahkan aku sangat mendukung teknologi wireless agar terus berkembang. Inget banget sebelum dirilisnya iPhone 7, hampir semua wireless earbuds rasanya engga seenak sekarang. Konsep nge-charge dengan case itu brilian banget, belum lagi mulai ada protokol universal seperti fast pair dari Google yang buat koneksi lebih mudah tanpa harus ribet terjun ke menu di pengaturan hape atau PC. Bahkan latency audio wireless udah mulai mengurang dengan memakai dongle, jadi untuk main game udah bisa banget secara wireless.
Earphone kabel adalah pilihan terbaik buat kamu yang:
- Main game,
- Edit video/audio,
- Butuh sesi lama menggunakan earphone,
- Ingin menikmati kualitas audio yang lebih bagus dengan harga yang murah.
Kalau earphone wireless cocok banget buat kamu yang:
- Engga mau ribet,
- Sering olahraga,
- Penggunaan secara kasual seperti dengerin lagu.
Untuk saat ini, earphone kabel adalah pilihanku dan sampai hari ini aku belum butuh untuk menggunakan audio secara wireless selain menggunakan intercom di helm motor.






